10 Perubahan Masa Remaja yang Efektif

Di antara perubahan afektif yang terjadi pada remaja, mereka menyoroti perlunya identitas yang membedakan mereka dari individu lain, pemberontakan, impulsif, perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan kerentanan.

Masa remaja adalah salah satu periode perkembangan paling penting dalam diri manusia, di mana tahap masa kanak-kanak tertinggal dan ia mempersiapkan diri untuk tahap dewasa.

Secara umum, perubahan ini mulai terjadi antara sepuluh dan lima belas tahun dan berlanjut hingga 18 atau 20 tahun.

Selama masa remaja, sejumlah besar perubahan terjadi, baik pada bidang fisik, maupun pada tingkat afektif atau psikologis.

Di bidang fisik, tubuh mencapai kematangan seksual. Di sisi lain, pada tingkat afektif, remaja harus menghadapi kenyataan bahwa dia bukan lagi anak-anak tetapi dia juga bukan orang dewasa. Transisi dari anak ke dewasa ini menghasilkan konflik tertentu dalam perilaku anak muda.

Perubahan afektif utama diberikan pada remaja

1- Pencarian identitas

Karena remaja adalah periode di mana individu bersiap untuk memulai hidupnya sebagai orang dewasa, remaja merasa perlu untuk mencari identitas.

Ini berarti bahwa individu akan mencari elemen-elemen yang mendefinisikannya, yang membuatnya unik dan yang membedakannya dari yang lain.

Pencarian identitas ini dapat menyebabkan jarak remaja.

2- Perilaku lunak

Selama masa remaja, perilaku individu sangat mudah ditempa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa remaja rentan terhadap pengaruh individu lain, terutama terhadap pengaruh tekanan sosial.

Kelompok remaja sering dipengaruhi oleh budaya populer dan oleh apa yang ditransmisikan melalui media massa.

Cara berpakaian, berbicara, dan perilaku remaja akan sangat tergantung pada mode yang diterima oleh mayoritas anak muda.

Misalnya, jika Anda menganggap bahwa budaya rock itu modis, sebagian besar remaja akan mengikutinya, mengenakan pakaian hitam, mendengarkan grup musik saat itu, di antara perilaku lainnya.

Seringkali, remaja mengadopsi budaya tertentu yang dikenakan pada mereka, meskipun mereka tidak sepenuhnya menyetujuinya.

Ini dilakukan agar dapat diterima oleh kelompok lain. Di sinilah tekanan sosial mengintervensi.

3- Sensibilitas

Seperti yang disebutkan sebelumnya, remaja mencakup perubahan fisik dan psikologis.

Adalah normal bahwa secara psikologis, remaja sensitif terhadap penampilan fisik mereka.

Dengan cara yang sama, selama masa remaja, individu peka terhadap lingkungannya: mereka dapat dengan mudah merasa kesal dan marah, serta menjadi depresi.

4- Ketidakpastian

Karena remaja adalah masa transisi, wajar bagi remaja untuk merasa tidak aman tentang keputusan mereka atau tentang masa depan mereka.

Adalah umum bahwa pada fase ini remaja mulai mempertanyakan aspek-aspek tertentu dari kehidupan mereka, seperti:

- Hubungan Anda dengan individu-individu dalam keluarga Anda.

- Hubungan dengan teman-temanmu.

- Orientasi seksual Anda.

- Mulai dari hubungan sentimental.

- Apa karir universitas?

5- Daya tarik seksual

Pada masa remaja, tubuh manusia mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa individu tersebut sudah dapat bereproduksi.

Menanggapi perubahan ini, remaja mulai merasa tertarik secara seksual kepada teman atau teman sekelasnya.

6- Perubahan suasana hati

Karena perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas, remaja mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba.

Perubahan hormon ini juga menyebabkan emosi remaja berfluktuasi dengan cepat: dalam sekejap individu tersebut mungkin merasa bahwa dia adalah orang yang paling bahagia di dunia; menit berikutnya Anda mungkin merasa hidup Anda tidak berharga.

Intensitas emosi selama masa remaja melebihi intensitas emosi yang mungkin dialami selama tahap perkembangan manusia lainnya (masa kanak-kanak, dewasa, atau usia tua).

7- Jarak keluarga

Remaja sering lebih suka mengembangkan ikatan yang kuat dengan teman dan kolega mereka sementara menjauhkan diri dari anggota keluarga mereka.

Ini karena banyak orang muda menganggap keluarga sebagai elemen yang menindas, yang bertentangan dengan impian remaja.

Selain itu, ada beberapa perbedaan antara keinginan orang tua dan keinginan remaja: yang pertama cenderung diarahkan pada peningkatan pendidikan dan profesional, sedangkan yang kedua lebih berorientasi pada memuaskan keinginan pribadi.

Untuk alasan ini dan lainnya, remaja menjauh dari keluarga.

8- Pemberontakan

Keinginan untuk berpisah dari keputusan orang tua diterjemahkan menjadi perilaku memberontak, yang umum di kebanyakan remaja.

Orang-orang muda sering bertentangan dengan keinginan orang tua mereka untuk menunjukkan bahwa mereka mampu membuat keputusan sendiri dan bahwa mereka mandiri.

Meskipun perilaku memberontak tidak menyenangkan bagi orang tua, mereka diperlukan untuk pengembangan yang tepat dari identitas remaja.

9- Impulsif

Masa remaja adalah tahap yang ditandai oleh sifat impulsif individu. Selama periode ini, orang lebih cenderung mengambil risiko, untuk menghadapi bahaya agar dapat merasakan adrenalin. Singkatnya, bertindak secara impulsif.

Remaja biasanya tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka dan membuat keputusan berdasarkan emosi mereka, pada apa yang terasa tepat bagi mereka pada saat itu.

10- Pikiran yang saling bertentangan

Menjadi remaja merupakan tahap transisi, remaja biasanya memiliki masalah dengan cara mereka bertindak.

Ini berarti bahwa konflik dapat muncul antara anak yang tidak lagi menjadi dan orang dewasa yang diharapkan bertobat.

Sebagai contoh, remaja mungkin mencoba untuk meninggalkan unsur-unsur yang dia sukai ketika dia masih kecil (film, buku, mainan) karena takut diberi label kekanak-kanakan.