Alfred Schütz: Biografi, Teori dan Kontribusi

Alfred Schütz adalah seorang filsuf dan sosiolog Amerika yang lahir di Austria, yang menonjol karena telah mengembangkan ilmu sosial berdasarkan fenomenologi. Fenomenologi adalah gerakan filosofis yang dikembangkan pada abad kedua puluh yang tujuannya adalah untuk menggambarkan berbagai fenomena sesuai dengan bagaimana mereka dialami secara sadar.

Schütz pindah ke Amerika Serikat ketika dia berusia 50 tahun dan mengajar di New School of Social Research di New York. Karyanya mendapat perhatian rekan-rekannya dengan mempelajari perkembangan kehidupan sehari-hari masyarakat, serta penciptaan realitas melalui simbol dan tindakan manusia.

Biografi

Alfred Schütz lahir di Wina, Austria, pada 13 April 1899. Keluarganya termasuk kelas menengah atas Austria. Alfred tidak memiliki saudara laki-laki.

Dia memiliki pendidikan yang sama, seperti pemuda lainnya pada masanya. Namun, setelah menyelesaikan sekolah menengah ia direkrut menjadi tentara negaranya.

Dia berasal dari divisi artileri Austria yang bertempur di front Italia dalam Perang Dunia Pertama. Setelah menyelesaikan pekerjaan militernya, ia kembali ke Austria untuk melanjutkan studi lanjutan di Universitas Wina. Di sana ia belajar hukum, ilmu sosial dan bisnis dengan beberapa tokoh penting saat itu.

Namun, pengaruh pendidikan terbesarnya adalah ketika dia menjadi anggota Circle of Mises. Dalam pengelompokan sosial inilah ia berteman dengan orang-orang muda lainnya yang kemudian menjadi tokoh sosial penting dalam kehidupan mereka. Ini memiliki pengaruh besar pada pemikiran filosofis Schütz.

Setelah menyelesaikan studinya, ia mulai berkembang sebagai pengusaha untuk perusahaan perbankan Austria. Keberhasilannya membuatnya mendapatkan reputasi sebagai eksekutif yang baik dan juga seorang filsuf yang sangat baik.

Berpikir

Salah satu tujuan utama Schütz dalam kehidupan profesionalnya adalah membangun landasan filosofis untuk ilmu sosial. Dia dipengaruhi oleh beberapa pemikir saat itu, di antaranya Edmund Husserl menonjol terutama.

Faktanya, Schütz dan Félix Kaufmann (yang merupakan kolega dan temannya) mempelajari secara mendalam karya-karya Husserl untuk mengembangkan teori sosiologi interpretatif yang diusulkan oleh Max Weber.

Pada 1932 ia menerbitkan buku pertamanya, di mana ia mengumpulkan semua pengetahuan yang diperoleh tentang studinya tentang karya Husserl.

Buku ini disebut The Phenomenology of the Social World dan dianggap sebagai salah satu karya paling penting yang ia tulis dalam karirnya; dengan ini ia menarik perhatian Husserl sendiri, yang meminta Schütz menjadi asistennya. Namun, ia tidak dapat menerima tawaran itu karena alasan pekerjaan.

Tahun terakhir

Pada 1933, pemberontakan Hitler di Jerman dan pendirian Reich Keempat memaksa Schütz dan rekan-rekannya mencari suaka di negara-negara sekutu.

Dia pindah ke Paris bersama istrinya Ilse, yang telah dinikahinya pada 1926. Pada 1939, kariernya sebagai bankir membawanya ke Amerika Serikat, tempat dia menjadi anggota Sekolah Baru.

Di sana ia mengajar sosiologi dan filsafat kepada mahasiswa baru, selain memegang posisi presiden Departemen Filsafat. Dia melanjutkan pekerjaan profesionalnya sebagai pengacara dan tidak pernah meninggalkan pekerjaan mengajarnya di New School of New York.

Bahkan sebagai bankir ia berhasil menghasilkan beberapa karya yang berkaitan dengan fenomenologi yang diterbitkan kemudian dalam empat volume berbeda.

Salah satu alasan mengapa Schütz begitu sukses dalam melakukan beberapa tugas profesional adalah partisipasi istrinya, yang membantunya menuliskan semua catatannya dan memberi bentuk pada karya-karya filosofisnya. Schütz meninggal di New York, pada 20 Mei 1959, pada usia 60 tahun.

Teori

Schütz mendasarkan karyanya pada teori bahwa realitas sosial manusia bersifat intersubjektif dan bahwa orang menggunakan metode makna yang sederhana.

Setiap penafsiran yang diberikan pada hal-hal terdiri dari bidang pengetahuan yang dimiliki oleh semua manusia, tetapi mereka menafsirkan secara individual.

Bagi Schütz, tujuan utama ilmu-ilmu sosial adalah konstitusi dan pemeliharaan apa yang ia sebut realitas sosial.

Baginya, realitas sosial adalah interpretasi yang dimiliki setiap orang tentang peristiwa yang memanifestasikan dirinya dalam kehidupan mereka setiap hari. Manifestasi ini tidak bisa dihindari dan merupakan bagian dari kehidupan.

Filsuf berteori tentang ide ini. Menurut teorinya, semua orang dilahirkan dalam realitas sosial ini, di mana ada serangkaian manifestasi sosial dan objek budaya, yang harus diterima setiap orang secara individual. Manusia tidak lebih dari aktor dalam kancah sosial tempat kehidupan berkembang.

Teori Schütz memiliki beberapa kesamaan dengan karya Weber, tetapi pertama-tama didasarkan pada karya Husserl.

Kontribusi

Kontribusi utama Schütz adalah karyanya di bidang fenomenologi. Kontribusi penting pertamanya adalah pengembangan teori Edmund Husserl, yang dengannya ia mengembangkan fenomenologi sosial.

Cabang fenomenologi ini merupakan kombinasi dari konstruksi sosial realitas dengan etnometodologi.

Karya ini membuktikan bahwa orang menciptakan rasa realitas dan subjektivitas berdasarkan pada sensasi dan pengalaman sosial yang terjadi dalam hidup mereka.

Bahkan, sebagian besar karyanya didasarkan pada konstruksi realitas dari pengalaman hidup.

Ini adalah cara mempelajari individu yang agak subyektif, karena didasarkan pada pemahaman yang dimiliki setiap orang tentang kehidupan dan bukan pada metode ilmiah yang dapat digunakan untuk memahami perilaku setiap individu.

Ide-ide Schütz sangat berpengaruh untuk bidang sosiologi dunia. Karyanya dalam pendekatan fenomenologis sosiologi dan pengembangan pangkalan untuk etnometodologi adalah yang paling menonjol dalam karirnya.