Apa itu Hukum Frank-Starling? Fitur Top

Hukum Frank-Starling adalah dalil yang menunjukkan bahwa jantung memiliki kemampuan untuk memvariasikan kekuatan kontraksinya - dan akibatnya, volumenya kontraksi - sebagai respons terhadap perubahan volume entri darah (venous return).

Hukum Frank-Starling dapat dijelaskan secara sederhana: semakin jantung diregangkan (volume darah meningkat), semakin besar kekuatan kontraksi ventrikel posterior.

Akibatnya, semakin besar jumlah darah yang dikeluarkan melalui katup aorta dan paru-paru.

Asal mula hukum

Nama hukum ini merujuk pada dua ahli fisiologi perintis yang hebat dalam studi tentang jantung.

Seorang ilmuwan Jerman bernama Frank dan orang Inggris lain bernama Starling, masing-masing sendiri, mempelajari hati berbagai binatang.

Masing-masing mengamati bahwa jantung yang sehat tidak mengeluarkan hingga tetes darah terakhir dari ventrikel ketika mereka berkontraksi, tetapi sisa darah tetap ada di ventrikel, yang dikenal sebagai volume stroke terakhir.

Mereka mencatat bahwa peningkatan volume diastolik, atau preload, menghasilkan peningkatan volume stroke dan pengusiran lebih banyak darah dari jantung dengan setiap detak jantung.

Seiring waktu teori ini menjadi populer dalam fisiologi jantung dan sekarang dikenal sebagai hukum jantung Frank-Starling.

Output jantung

Volume darah yang dipompa oleh jantung per menit dikenal sebagai curah jantung dan merupakan faktor yang bervariasi sesuai dengan tuntutan tubuh.

Keluaran jantung dapat dihitung dengan mengalikan jumlah detak per menit (detak jantung) dengan volume darah yang meninggalkan jantung dengan setiap detak (volume stroke).

Output jantung adalah variabel yang memungkinkan mengukur penyesuaian jantung dalam kaitannya dengan tuntutan fisik dan emosional tubuh.

Pengaturan volume preload dan stroke

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah darah yang dipompa selama setiap detak jantung, yang dikenal sebagai volume stroke.

Selama fase istirahat jantung, yang dikenal sebagai diastole, ventrikel jantung mengisi dengan darah secara pasif.

Kemudian, pada akhir diastole, atrium berkontraksi, mengisi ventrikel lebih banyak lagi.

Volume darah di ventrikel pada akhir diastole disebut volume diastolik akhir.

Peningkatan volume diastolik akhir kemudian menghasilkan lebih banyak peregangan ventrikel karena ada lebih banyak darah di sana.

Ketika ventrikel membentang lebih banyak, ia berkontraksi lebih kuat, seperti karet gelang.

Cara yang baik untuk memikirkan volume diastolik terakhir adalah dengan membayangkannya sebagai jumlah darah yang "dimuat" di ventrikel sebelum kontraksi. Karena alasan ini, volume diastolik akhir disebut preload.

Afterload

Pengaruh penting lain dari volume stroke akhir adalah tekanan pada arteri yang meninggalkan jantung.

Jika ada tekanan darah tinggi di arteri, jantung akan kesulitan memompa darah.

Tekanan darah ini yang mewakili resistensi yang harus diatasi ventrikel untuk mengeluarkan darah disebut afterload.